Selasa, 02 November 2010

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928


            Mungkin di dunia tanggal 28 oktober merupakan hari yang seperti hari  biasanya, namun di Indonesia ini merupakan hari yang sangat istimewa karena bersatunya bangsa Indonesia dan pemuda Indonesia dalam sumpah pemuda.
            Sumpah Pemuda lahir karena penjajahan yang dilakuakan oleh belanda selama berabad-abad. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Yang berisi ;
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
            Makna Sumpah Pemuda yang Dapat kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari adalah kebersamaan. dimana dipilih bahasa melayu sebagai bahasa Indonesia bukan bahasa jawa, karena saat itu orang jawa sangat Mayoritas itu merupakan bentuk dari toleransi.
            Dan yang terpenting adalah semangat pemuda yang ingin bersatu dari seluruh daerah, bisa kita bayangkan semua pemuda berkumpul di Jakarta pada tanggal 28 oktober dari seluruh Indonesia. Mungkin kita membayangkan mudah tetapi saat itu tidak seperti sekarang transportasi masih minim belum ada pesawat masih menggunakan perahu kayu bahkan berjalan kaki.
Bayangkan perjuangan orang ambon, aceh, dan lain-lain rela datang menempuh jarak yang jauh ke Jakarta.
            Semoga sumpah pemuda bukan sekedar kata-kata oleh pemuda Indonesia melainkan di jalankan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar